1.Allopurinol
Allopurinol merupakan obat yang digunakan untuk membantu menurunkan kadar asam urat di dalam darah. Selain karena pola makan yang kurang sehat, kadar asam urat juga bisa naik akibat pengobatan kemoterapi pada penderita kanker. Kadar asam urat yang tinggi tidak hanya dapat menyebabkan penyakit asam urat atau gout,namun juga bisa menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Dosis Allopurinol:
Untuk mengatasi penyakit gout dan menurunkan kadar asam urat, dokter akan memberikan dosis antara 100, sampai 900 mg per hari. Untuk terapi kanker, dokter akan memberikan 600 sampai 800 mg per hari selama 2-3, hari sebelum menjalani kemoterapi. Sedangkan untuk menghancurkan batu ginjal, dosisnya adalah 200 sampai 300 mg per hari. Dosis bisa berubah, sesuai dengan kondisi pasien yang diobati, tingkat keparahannya, dan respons tubuh terhadap obat.
Mengonsumsi Allopurinol dengan Benar:
Ikuti petunjuk dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan allopurinol sebelum mulai mengkonsumsinya. Allopurinol sebaiknya dikonsumsi sesudah makan dan minumlah cukup air saat menelan tablet ini. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk selalu mengkonsumsi, allopurinol pada jam yang sama tiap hari agar efeknya terapinya terhadap tubuh bisa maksimal. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi allopurinol, disarankan segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan sampai menggandakan dosis.
Biasanya pengobatan dengan allopurinol dilakukan secara jangka panjang agar bisa efektif,
yaitu sekitar 2 hingga 3 bulan. Oleh sebab itu penting untuk minum allopurinol tiap hari sesuai
jangka waktu yang ditetapkan oleh dokter. Agar hasilnya maksimal, pengobatan sebaiknya dikombinasikan dengan gaya hidup sehat. Misalnya dengan mengonsumsi makanan sehat, menghindari minuman dengan kadar gula atau alkohol yang tinggi,
dan berusaha menjaga berat badan sehat.
Efek Samping Allopurinol:
Sama seperti obat-obat lain, allopurinol juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah sakit perut, mual,
dan diare. Sedangkan efek samping yang tergolong jarang adalah ruam pada kulit. Disarankan untuk segera menemui dokter jika Anda mengalami efek samping yang sangat mengganggu
setelah mengonsumsi allopurinol.
2.Kaflam 50 mg
Kaflam 50 mg Tablet adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore, nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. Obat Kaflam 50 mg Tablet juga digunakan sebagai pereda nyeri pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain
akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.Kaflam 50 mg Tablet mengandung
zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).
Berikut adalah informasi lengkap obat Kaflam 50 mg Tablet yang disertai tautan merk-merk obat
lain yang mengandung zat aktif yang sama.
KAFLAM 50 MG adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan nflamasi (radang), dismenore, nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. Kaflam mengandung diclofenac, cara kerja Diclofenac adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX).Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.
INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS.
Meredakan nyeri dan mengurangi inflamasi pada pasien Rematoid Atritis akut dan kronis, nyeri pada tulang, spondilitis ankilosa
3. Methylprednisolone 4 mg
Obat methylprednisolone 4 mg adalah steroid yang digunakan untuk mengurangi gejala berbagai penyakit. Penyakit dan gejala yang bisa diatasi dengan obat ini antara lain artritis (radang sendi); rematik; reaksi alergi serius; kelainan sel darah; gangguan pada mata; penyakit atau peradangan yang menyerang kulit, ginjal, hati, paru, dan usus; lupus; psoriasis; serta gangguan sistem imun. Methylprednisolone juga mungkin digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan lain yang belum tercantum di sini.
Obat methylprednisolone 4 mg bekerja dengan cara mencegah atau menghentikan produksi zat-zat tertentu dalam tubuh yang bisa menyebabkan peradangan, nyeri, atau pembengkakan. Kandungan steroid dalam obat ini akan menekan zat-zat yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh Anda saat melawan organisme asing.
Sebelum minum obat methylprednisolone 4 mg, konsultasikan dulu dengan dokter Anda. Obat ini tidak dijual secara bebas. Anda butuh resep dokter untuk minum obat ini. Beri tahu dokter kalau Anda sedang mengalami infeksi jamur di bagian tubuh mana pun. Steroid dalam obat methylprednisolone 4 mg bisa melemahkan daya tahan tubuh sehingga infeksi berisiko menyebar lebih parah. Anda juga sebaiknya memberi tahu dokter kalau Anda punya riwayat penyakit epilepsi, hipertensi, penyakit ginjal atau hati, penyakit jantung, gangguan otot, dan depresi.
Tablet methylprednisolone 4 mg diminum dengan cara langsung ditelan. Setelah itu, minum segelas air putih. Anda bisa minum methylprednisolone sebelum atau sesudah makan. Jika timbul reaksi seperti mual atau sakit perut, hindari minum obat sebelum makan. Untuk menghindari kontraindikasi atau efek samping methylprednisolone, jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol.
Ikuti anjuran dokter Anda terkait dosis methylprednisolone. Takaran yang diberikan dokter tergantung pada kondisi fisik serta keseriusan penyakit Anda. Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut soal aturan pakai methylprednisolone 4 mg, hubungi dokter Anda.
Jangan menghentikan konsumsi methylprednisolone secara tiba-tiba. Habiskan obat Anda, meskipun Anda sudah merasa lebih baik. Kalau Anda memang ingin berhenti minum obat ini, bicarakan dulu dengan dokter Anda.
Pasalnya, berhenti minum methyprednisolone secara tiba-tiba berisiko menyebabkan gejala putus obat. Gejala yang mungkin muncul antara lain lemas, mual, nyeri otot, pusing, dan sakit kepala.
No comments:
Post a Comment