Donasi Iklan

Wednesday, December 28, 2016

GLOBALISASI VS RAHMATAN LIL ' ALAMIN


Propaganda musuh-musuh Islam, dengan globalisasi, dan globe-globe buatan mereka, yang menggiring manusia semakin jauh dari keagamaan dan spiritual, serta mencuci pola pikir manusia untuk selalu berada dalam sistim global yang dzolim. Seiring bangkitnya Islam di akhir jaman, dengan munculnya Khilafatul Muslimin yang akan mengakhiri tipu daya dan lemahnya globalisasi mereka, dengan bangkitnya sistem khilafah  yang mempunyai misi Rahmatan Lil Alamin, tidak bisa di bendung lagi, dan suatu keniscayaan yang tidak bisa di ingkari, ajakan bersatu  terus mengalir menuju muara membentuk barisan yang tersusun kokoh, yang dengan ijin Allah akan munculnya kembali mercusuar dunia. yaitu khilafah ala min hajin nubuwah

Globalisasi adalah produk barat, pengertian Globalisasi secara terminologis ; globalisasi dibelah menjadi dua kata yaitu : global dan isasi. Global adalah menyeluruh atau universitalitas, sedangkan isasi adalah proses menuju universilitas itu. Kalau dipadukan 2 kata tadi, antara global dan isasi, maka kemudian membentuk definisi, yakni : “Globalisasi adalah suatu cara secara sistematis untuk menjadikan dunia ini tanpa ada batas, semua  mencakup dalam era kebebasan”. Globalisasi identik dengan strategi ekspansi ekonomi, tapi tidak tertutup kemungkinan ada misi rahasia dibalik baju globalisasi. Jelasnya, globalisasi sebagai upaya barat untuk memaksakan konsep kebijakan mereka (barat) kepada negara -negara kecil (baca : berkembang) seperti Indonesia contohnya. Ketika suatu negara menerima globalisasi, maka otomatis harus siap dengan segala kompetisi yang ada, apakah sehat atau tidak sehat. Pihak luar dapat dengan bebas berkompetisi didalam negara yang menerima arus globalisasi.Siapa yang cepat akan dapat, sedangkan yang lambat akan selalu tertinggal.

Menurut DR. Yusuf Qordhowi, bahwa globalisasi yang dimainkan oleh barat berarti “Weternisasi dunia” atau dengan kata lain “Amerikanisasi dunia”. Ada bentuk proses pertarungan eksistensi untuk mengakui eksistensi Amerika seutuhnya, baik dari sisi kehidupan apapun, politik,  hukum, budaya, militer, dan sisi lainnya yang terkerucut pada memenangkan benturan peradaban melalui globalisasi. Apakah negara yang  menerima globalisasi sudah siap dengan perbenturan budaya antara barat dengan timur? Hari ini negara Indonesia adalah negara korban globalisasi. Apa buktinya? Pergeseran nilai, contohnya dalam aspek budaya, banyak budaya yang sudah tidak lagi menjadi kebiasaan yang berlaku, atau sudah hilang dari permukaan, bahkan tragisnya lagi, sampai dicap kuno bagi siapa yang masih mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, tidak keren atau orang yang ketinggalan zaman.

Barat cukup cerdas dan licik dalam membangun opini untuk melumpuhkan negara yang sedang berkembang atau negara yang mau membangun opininya.  Salah satu strateginya adalah dengan menguasai media. Dengan medialah nilai-nilai barat bisa ditransformasikan. Media cetak, media elektronik, bahkan penguasaan media lintas batas, yaitu internet pun dikuasai barat. Indikasi keberhasilan barat dalam strategi  globalisasinya adalah dengan maraknya budaya barat yang masuk kedalam negara-negara yang sedang berkembang, padahal negara berkembang belum mampu untuk membenahi urusan dalam negaranya, tenyata sudah harus dihadapkan dengan invasi budaya yang tanpa toleransi. Bagi asumsi awam, globalisasi adalah hal yang positif, yakni sebagai cara untuk meratakan pembangunan antar negara-negara. Dalam artian negara  berkembang selalu butuh bantuan dari negara-negara maju. Karena negara majulah yang punya pengalaman akan hal itu, tapi ternyata logika itu tebalik, yaitu negara maju semakin maju dan negara berkembang tak maju-maju. Karena dilapangan yang terjadi adalah bukan globalisasi, tapi invasi, penjajahan, pembunuhan karakter bangsa. Banyak bangsa yang hilang jati diri (kredo) akibat tidak mampu membendung arus  globalisasi yang membumi dengan penuh apologi licik barat. 

No comments:

KHILAFATULMUSLIMIN MASIH EKSIS

Oleh : Wuri Handoyo Awal bulan juni 2022 yang lalu, media Nasional ramai memberitakan tentang penangkapan sejumlah petinggi Khilafatul Musli...